Cinta...
Adalah suatu kata yang selalu membuatku bingung
untuk menerjemahkannya. Aku adalah salah satu wanita yang sulit untuk tahu mana
cinta yang baik dan mana cinta yang buruk. Aku selalu menjadikan mimpi bagai
sebuah masa depan yang akan membuatku bahagia. Aku berfikir, kadang cinta
membuat seseorang merasa resah. Yaa... cinta yang beginilah yang terjadi pada
diriku sekarang.
Persahabatan
bagaikan persaudaraan yang erat. Tetapi saudara yang membenci dan selalu ingin
saudaranya jatuh dan sakit hati, apakah itu juga masih pantas mendapat gelar
sebagai saudara.? aku tahu, aku bukanlah
orang yang dapat dibanggakan. Aku hanya bisa resah sendiri tanpa ada yang
menemaniku.
Kadang
aku merindukan pelukan sosok laki-laki yang aku cintai. Namun sampai saat ini
keinginan itu hanyalah sebuah keinginan yang belum menjadi nyata. Aku
bilang belum menjadi nyata, adalah sesuatu yang belum tercapai. Aku resah
ketika mencintai, aku resah ketika aku mulai memberikan cinta ini kepada sosok
laki-laki. Tetapi itulah yang aku rasakan saat ini. Merasakan pahitnya
percintaan dan perihnya pengkhianatan saudara yang selalu aku sayangi tanpa ia
merasakannya dan tanpa ia tahu bahwa aku menyayanginya dengan tulus, membuatku
semakin gelisah dan tak sanggup menatap wajah yang penuh kemenangan diatas
penderitaanku.
Begitu
pula dengan sosok laki-laki yang aku cintai. Aku tahu dia mencintaiku, namun
aku tak bisa bilang tidak jika aku mulai merasakan patah hati. Mungkin perasaan
ini adalah kali kedua aku merasakan perih yang tersangat perih karena laki-laki
yang aku cintai.
Dunia
dapat melihat aku menangis saat aku mengetikkan curahan hati dalam bentuk
catatan-catatan yang telah ku ketik. Dunia mengiba ketika aku mulai menunduk
gelisah dengan tetesan-tetesan air mata yang mengalir deras malam ini. Semua
karena cinta.
Dia
bukan milikku, dan dia juga bukan miliknya. Tetapi, aku tak tahu cinta yang
memiliki hatinya itu siapa. Diriku atau dirinya.?! Aku bertatapan dengan kedua
mataku di depan kaca. Ku lihat cerminan diriku. Kuraba wajah mungil yang ada
dihadapanku, dan aku mulai bertanya apakah semua ini benar milikku.? Aku tak
pernah tahu apa maksud tuhan menciptakanku di dunia ini. Dunia yang penuh
dengan liku-liku. Entah liku manakah yang akan aku lalui, mungkinkah aku
diciptakan hanya untuk kepentingan yang sia-sia ataukah untuk kepentingan yang
begitu beharga. Yaa... aku hanya mengira-ngira dan harus bisa menempatkan
sendiri mana yang pantas untukku dan yang harus aku hindari.
Begitu
juga dengan cintaku di dunia ini. Aku harus bisa memilih satu diantara banyak
pilihan. Ini memang adalah salah satu hal yang begitu berat untukku. Karena
masa depan ada dalam pilihan hati yang harus aku pilih.
Saat
ini aku memiliki sosok pria yang sedang menjalani masa PDKT denganku. Dia
adalah sosok Pecinta Alam, sama sepertiku. Aku mengerti bahwa seorang pecinta
alam pasti ingin dimengerti. Sama halnya dengan diriku yang selalu membutuhkan
sosok yang bisa mengerti posisiku di kehidupanku. Namun, sifat yang dia miliki
sangat bertolak belakang dengan kriteria priaku. Yaa,,, dia adalah seorang yang
senang dengan kehidupan yang bebas. Aku tak mengerti mengapa aku bisa sangat
menyayanginya. Kadang tetesan air mata selalu hadir dalam malamku menjelang
tidur, itupun tak jarang aku mengingatnya.
Beberapa
waktu lalu, rapat yang dihubungkan dari beberapa organisasi pecinta alam yang
rencananya akan mengadakan proker tambahan untuk latihan gabungan OPA se
Jember. Membuat warga dari organisasiku gempar atas masalah percintaan. Aku termasuk
dalam hitungan warga yang terkena wabah cinta.
Pria
yang kuceritakan diatas, adalah salah satu diantara beberapa pria yang telah
mampu mencuri hatiku. Namun, sepertinya kisah ini tak berakhir bahagia. Dia yang
aku suka telah berubah, tak seperti awal dia bersikap saat dia mendekatiku. Aku
tak bisa pungkiri bahwa hatiku patah karenanya. Sebenarnya dia bukan kriteria
dari sosok laki-laki yang aku tunggu. Entah mengapa aku bisa mencintainya lebih
dari apa yang pernah aku rasakan kepada pria pertamaku dulu. Aku bukan
siapa-siapa untuknya, begitu pula dia juga bukan siapa-siapaku. Tetapi, kata
sayang yang pernah dia ucapkan untukku sangat terasa nyaman didadaku. Walau hanya
sebatas pesan yang dia kirim kepadaku, namun hati yang gundah mampu bertenang
ria saat bersamanya.
Tiga
hari sudah tak ada satu pesan pun yang dia kirim untukku. Hari-hariku menjadi
sepi walau banyak nomor-nomor yang selalu send
message kepadaku, namun belum kutemukan sosok yang nyaman untuk menemani
hari-hariku. Aku tak pernah tahu perasaan apa yang dia simpan untukku, namun
setiap langkah yang dia berikan kepadaku selalu mengukir harapan untukku agar
percaya bahwa dia juga satu rasa denganku. Aku berharap cerita dalam kisahku
ini akan berakhir bahagia.
jangan terlalu memaksakan perasaan mbak.e :D
BalasHapusHahaha
BalasHapusiya..
:D