Minggu, 26 Januari 2014

TENTANG HUJAN

CORETAN SEDERHANAKU TENTANG HUJAN.....

Hujan...
Datang tiba-tiba dengan derasnya. Menyapu debu dari ribuan pepohonan serta menyiram dunia yang telah kering karena kemarau. Hujan penuh dengan cerita, dari cerita sedih hingga bahagia. Mungkin hujan juga sosok penguji yang handal terhadap sesuatu yang menurut segelintir orang adalah penting. Tak jarang pula hujan menjadi bahan pembicaraan dikalangan anak-anak, remaja, ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan sampai nenek-nenek dan kakek-kakek sekalipun. Banyak sekali rasa yang terpendam dalam sebutir air hujan. Padangan tentang hujan dari beberapa kalangan pun berbeda.

ANAK-ANAK : Hujan adalah surga, ‘karena aku bisa bermain dengan air bersama teman-temanku’. Ada juga yang tidak demikian; Hujan adalah penjara, ’karena hujan aku tidak boleh keluar untuk bermain sama mama dan papa’.

REMAJA : Hujan kau menyebalkan! ‘gara-gara hujan acara ngapelin pacar jadi gagal deh’. Hujan menyebalkan! ‘gara-gara hujan acara ketemuan jadi nggak kesampaian’. Hujan menyebalkan! gara-gara hujan bla bla bla.........’

IBU-IBU : Hujan itu bencana! ‘gara-gara hujan baju baru buat datang ke arisan jadi basah’. Hujan kau memang bencana! ‘gara-gara hujan jalanan jadi becek, highheels baru kan jadi kotor’. Untuk ibu rumah tangga; Kau HUJAN BENAR-BENAR BENCANA! ‘gara-gara hujan orang rumah pada kelaparan karena gak bisa ke pasar beli bahan makanan’.

BAPAK-BAPAK : Hujan itu emang kadal! ‘gara-gara hujan gak bisa berangkat kerja cari duit’. Hujan itu emang Bener-bener KADAL! ‘jas baru buat ketemu sama klien jadi kotor kecipratan genangan air lumpur’. Bagi bapak pengangguran; Hujan itu indah, ‘jadi makin nyaman dibuat tidur dikasur yang empuk’. Hujan itu indah, ‘buat kopi nonton tv jadi tambah menyenangkan’.

NENEK DAN KAKEK : NENEKHujan itu BAHAYA! Jalan-jalan dihalaman rumah KEPLESET’. KAKEKnenek ayo bernostalgia masa muda kita dibawah hujan’. Ciaakakakakaka... :D

          Beribu alasan berjejal kambuh tanpa akhir, menyisakan banyak kutukan untuk hujan yang indah.

          Jangan salahkan hujan untuk semua kegalauanmu. Jangan salahkan hujan  untuk kepentinganmu sendiri. Jangan salahkan hujan untuk bencana-bencana banjir, karena sesungguhnya kitalah yang seharusnya menjaga alam agar tak mencelakai diri kita sendiri. Jangan salahkan dataran tinggi untuk aliran air yang berlebih karena hujan. Itu semua karena keserakahan kita sebagai manusia. Seandainya saja pohon-pohon tidak ditebang liar, seandainya saja ada reboisasi dalam setiap penebangan saudara alam kita. Maka semua itu tak akan terjadi kawan. Sekali lagi itu bukan salah hujan. Ingatlah bahwa hujan adalah anugerah dari Allah, karena tanpa hujan....

          Pohon-pohon dihutan akan kering dan mati karena dehidrasi bahkan dapat terbakar menjadi arang karena sengatan matahari yang berlebih *terutama didaerah tropis – tepat dibawah garis khatulistiwa*. Rumput-rumput hijau yang indah akan berubah menjadi kaku, kering, dan menguning. Bunga-bunga indah akan layu dan lebah-lebah pun tak dapat mengumpulkan madu, sehingga petani madu pun akan jatuh miskin bersama keluarganya karena tak dapat penghasilan.

          Bersyukurlah masih ada butiran hujan yang turun ke bumi ini. Memberi rejeki kepada yang membutuhkan. Memberi bahagia walau terselip duka. Memberi kehidupan walau ada kematian. Memberi warna dibalik kegelapan. Dan semua itu sungguh berarti dalam kehidupan.

          Cobalah kita mulai membuka mata. Cobalah mulai membuka telinga. Lebarkan tanganmu untuk mulai menerima. Lapangkan hatimu untuk buah keikhlasan. Karena dengan itu semua kita bisa merasakan, sungguh terasa besar dan indahnya setitik karunia Allah, berupa Hujan......... :)


KARYA : OCVIDA IZMIASTUTI

Sedikit kita butuhkan, terlalu banyak membawa bencana...
itulah hujan....:)
Sedikit kita butuhkan, terlalu banyak membawa bencana... itulah hujan....:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar