Senin, 26 Maret 2012

Setetes Embun Dimata sang Putri


Sore ini aku duduk terpaku disudut kamarku. Tepat diatas tempat tidurku terdapat sebuah jendela yang selalu menjadi seorang teman, tempat dimana aku mencurahkan keluh kesahku. Lelahku dihari ini tak membuatku kikuk saat aku mulai menceritakan kebimbanganku terhadap suatu masalah tentang hati. Aku tak dapat bicara dalam keramaian dan selama ini hanya sunyi yang selalu menjadi teman sejati. Senyumku hanya kedok untuk menutupi sebuah kenyataan yang tak indah.
          Setetes embun dari kelopak mataku mengundang mendung yang datang disore ini. Entah sejak kapan aku mulai menitikkan embun ini dengan berjuta perasaan hancur yang telah menggerogoti jiwaku. Aku berusaha membayangkan keindahan surga dibalik tangisan neraka yang tengah aku lalui, namun hanya bayangan hitam yang selalu menyelubungi pintu keabadian yang indah*surga* yaitu bayangan dari makhluk tuhan yang laknat.  
          Aku tak habis pikir mengapa aku mencintai sosok laki-laki yang mempunyai sifat yang tak ku sukai. Kusempatkan mata ini untuk melirik layar handphoneku namun kulihat tak ada balasan pesan dari sosok laki-laki yang telah menarik perhatianku. Aku mulai merenung tentang kehidupanku yang tak pernah mempunyai kesenangan atas nama cinta. Dan mungkin aku tak pantas menerima cinta dari seorang yang aku cintai.
          Kulihat seekor burung terbang dan hinggap digenting rumah tetangga depan rumahku. Aku memperhatikan sosok burung itu. Aku tak tahu apa yang difikirkan oleh burung itu tetapi aku yakin bahwa burung itu sedang menanti burung lain datang untuk menemuinnya. Ya... mungkin saja. 
Tak jauh beda diriku dengan seokor burung itu, yang membedakan aku dan burung itu hanyalah satu kata terbang. Jika burung itu terbang dengan kedua sayapnya dan tubuhnya yang melayang bebas tanpa hambatan, tetapi jika aku hanya jiwa yang dapat terbang tanpa menggunakan sayap hanya membutuhkan sebuah rasa rileks. Ya... kadang kehidupan mempunyai banyak kesamaan dengan makhluk tuhan yang lain. Tapi jarang ada orang memikirkan hal tersebut.
Hmmm...
Kurebahkan tubuh ini. Tanpa sadar jiwaku terbang bersama mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar