Sore ini aku
duduk terpaku disudut kamarku. Tepat diatas tempat tidurku terdapat sebuah
jendela yang selalu menjadi seorang teman, tempat dimana aku mencurahkan keluh
kesahku. Lelahku dihari ini tak membuatku kikuk
saat aku mulai menceritakan kebimbanganku terhadap suatu masalah tentang hati. Aku tak dapat bicara dalam keramaian
dan selama ini hanya sunyi yang selalu menjadi teman sejati. Senyumku hanya
kedok untuk menutupi sebuah kenyataan yang tak indah.
Setetes embun dari kelopak
mataku mengundang mendung yang datang disore ini. Entah sejak kapan aku mulai
menitikkan embun ini dengan berjuta perasaan hancur yang telah menggerogoti jiwaku. Aku
berusaha membayangkan keindahan surga dibalik tangisan neraka yang tengah aku
lalui, namun hanya bayangan hitam yang selalu menyelubungi pintu keabadian yang
indah*surga* yaitu bayangan dari makhluk tuhan yang laknat.
Aku tak habis pikir mengapa aku
mencintai sosok laki-laki yang mempunyai sifat yang tak ku sukai. Kusempatkan
mata ini untuk melirik layar handphoneku
namun kulihat tak ada balasan pesan dari sosok laki-laki yang telah menarik
perhatianku. Aku mulai merenung tentang kehidupanku yang tak pernah mempunyai
kesenangan atas nama cinta. Dan mungkin aku tak pantas menerima cinta dari
seorang yang aku cintai.
Kulihat seekor burung terbang dan
hinggap digenting rumah tetangga depan rumahku. Aku memperhatikan sosok burung
itu. Aku tak tahu apa yang difikirkan oleh burung itu tetapi aku yakin bahwa
burung itu sedang menanti burung lain datang untuk menemuinnya. Ya... mungkin
saja.
Tak jauh beda diriku
dengan seokor burung itu, yang membedakan aku dan burung itu hanyalah satu kata
terbang. Jika burung itu terbang
dengan kedua sayapnya dan tubuhnya yang melayang bebas tanpa hambatan, tetapi
jika aku hanya jiwa yang dapat terbang tanpa menggunakan sayap hanya
membutuhkan sebuah rasa rileks. Ya...
kadang kehidupan mempunyai banyak kesamaan dengan makhluk tuhan yang lain. Tapi
jarang ada orang memikirkan hal tersebut.
Hmmm...
Kurebahkan tubuh ini. Tanpa
sadar jiwaku terbang bersama mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar