Senin, 03 September 2012

LIPSYNC KAU DIHATIKU-SAY'a featRIKA~OCVIDA JEMBER

SANG ILALANG


Mengapa rasa cinta selalu memberi respon seperti ini padaku. Apakah dikehidupan sebelumnya aku selalu mempermainkan cinta, sehingga kini hidupku penuh dengan bom atom yang membuat cerita cintaku hancur.?!
Dunia cintaku selalu begini, tak membuatku tenang. Rasa takut kehilangan sosok yang aku cintai selalu bergerilya dalam fikiranku. Rasa takut itu selalu memberiku hadiah airmata yang sangat deras ditiap rasa sakitku akan ketakutan itu. Namun air mata itu selalu berada dibalik senyum ramahku kepada semua orang yang mengenalku.
Aku menyadari bahwa aku bukanlah sosok edelweiss yang selalu menjadi tokoh utama dalam sebuah cerita atau kisah. Aku hanya ilalang yang tak pantas untuk menjadi tokoh utama, walau dalam cerita hidupku sendiri. Aku akan tetap berada dan hidup di tanah yang tandus, dan tak akan pernah hidup di tempat yang indah dan subur seperti edelweiss. Mungkin diriku bagimu, tak lebih berharga dari dirinya. Di kehidupan sebelum dirimu mengenalku, kau memiliki sosok edelweiss yang sangat kau cintai dan kau sayangi. Namun, setelah edelweissmu pergi dari hidupmu, hidupmu terombang-ambing hingga kau terdampar disebuah pulau yang mempunyai banyak perbatasan. Kau memilih satu jalan setapak penuh liku dan tak jarang kau merintih sakit karena batu-batu tajam telah menancap di telapak kakimu. Hingga akhirnya kau duduk sejenak diatas tanah tandus. Dalam keluhmu kau torehkan sakit hatimu dalam tetesan airmata yang mengalir deras dari indah matamu. Isakmu tumbuhkan perhatian dariku sang ilalang. Hingga dirimu melihatku sebagai tumbuhan yang sangat indah karena telah mampu membuatmu mengalihkan perasaan sakitmu menjadi benih-benih rasa sayang. Namun ketika itu aku sadar, aku hanyalah sebuah ilalang yang terasa tak pantas berdampingan dengan seorang pangeran seperti dirimu. Berusahaku untuk pergi dalam kehidupanmu saat dirimu mendekatiku. Namun, ketika dirimu hilang dalam sejenak, aku merasakan sesak yang teramat dalam di dada.
Ilalang memang adalah sebagian besar dari diriku. Hidupku lebih tandus dan ada kalanya aku merasa haus. Namun disaat aku mulai haus, aku mampu bertahan dalam lingkup yang selalu menjejaliku dengan penuh landasan. Aku terbiasa melihat sebuah tragedi yang membuatku semakin merasa kering. Hidupku memanglah selalu bertahan, tapi entahlah sampai kapan aku berada dalam keterpurukan dan hanya hidup sebagai tumbuhan tak berarti.
Aku tak mempunyai nilai ekstetika seperti halnya dengan EDELWEISS. Aku tak berarti, dan selalu dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan sebuah Edelweiss. Aku hanya sebuah ilalang yang hanya bermimpi untuk menjadi primadona seperti Edelweiss yang selalu dihujani dengan berbagai pujian, khususnya oleh para pendaki gunung.
Akankah sosok ilalang dapat seindah Edelweiss.?!
Ilalang berharap akan menjadi Primadona yang tidak akan pernah dipandang sebelah mata dari Edelweiss. J

Sabtu, 14 April 2012

Suatu Hal Tentang Cinta


Cinta...                   
Adalah suatu kata yang selalu membuatku bingung untuk menerjemahkannya. Aku adalah salah satu wanita yang sulit untuk tahu mana cinta yang baik dan mana cinta yang buruk. Aku selalu menjadikan mimpi bagai sebuah masa depan yang akan membuatku bahagia. Aku berfikir, kadang cinta membuat seseorang merasa resah. Yaa... cinta yang beginilah yang terjadi pada diriku sekarang.
            Persahabatan bagaikan persaudaraan yang erat. Tetapi saudara yang membenci dan selalu ingin saudaranya jatuh dan sakit hati, apakah itu juga masih pantas mendapat gelar sebagai saudara.?  aku tahu, aku bukanlah orang yang dapat dibanggakan. Aku hanya bisa resah sendiri tanpa ada yang menemaniku.
            Kadang aku merindukan pelukan sosok laki-laki yang aku cintai. Namun sampai saat ini keinginan itu hanyalah sebuah keinginan yang belum menjadi nyata. Aku bilang belum menjadi nyata, adalah sesuatu yang belum tercapai. Aku resah ketika mencintai, aku resah ketika aku mulai memberikan cinta ini kepada sosok laki-laki. Tetapi itulah yang aku rasakan saat ini. Merasakan pahitnya percintaan dan perihnya pengkhianatan saudara yang selalu aku sayangi tanpa ia merasakannya dan tanpa ia tahu bahwa aku menyayanginya dengan tulus, membuatku semakin gelisah dan tak sanggup menatap wajah yang penuh kemenangan diatas penderitaanku.
            Begitu pula dengan sosok laki-laki yang aku cintai. Aku tahu dia mencintaiku, namun aku tak bisa bilang tidak jika aku mulai merasakan patah hati. Mungkin perasaan ini adalah kali kedua aku merasakan perih yang tersangat perih karena laki-laki yang aku cintai.
            Dunia dapat melihat aku menangis saat aku mengetikkan curahan hati dalam bentuk catatan-catatan yang telah ku ketik. Dunia mengiba ketika aku mulai menunduk gelisah dengan tetesan-tetesan air mata yang mengalir deras malam ini. Semua karena cinta.
            Dia bukan milikku, dan dia juga bukan miliknya. Tetapi, aku tak tahu cinta yang memiliki hatinya itu siapa. Diriku atau dirinya.?! Aku bertatapan dengan kedua mataku di depan kaca. Ku lihat cerminan diriku. Kuraba wajah mungil yang ada dihadapanku, dan aku mulai bertanya apakah semua ini benar milikku.? Aku tak pernah tahu apa maksud tuhan menciptakanku di dunia ini. Dunia yang penuh dengan liku-liku. Entah liku manakah yang akan aku lalui, mungkinkah aku diciptakan hanya untuk kepentingan yang sia-sia ataukah untuk kepentingan yang begitu beharga. Yaa... aku hanya mengira-ngira dan harus bisa menempatkan sendiri mana yang pantas untukku dan yang harus aku hindari.
            Begitu juga dengan cintaku di dunia ini. Aku harus bisa memilih satu diantara banyak pilihan. Ini memang adalah salah satu hal yang begitu berat untukku. Karena masa depan ada dalam pilihan hati yang harus aku pilih.
            Saat ini aku memiliki sosok pria yang sedang menjalani masa PDKT denganku. Dia adalah sosok Pecinta Alam, sama sepertiku. Aku mengerti bahwa seorang pecinta alam pasti ingin dimengerti. Sama halnya dengan diriku yang selalu membutuhkan sosok yang bisa mengerti posisiku di kehidupanku. Namun, sifat yang dia miliki sangat bertolak belakang dengan kriteria priaku. Yaa,,, dia adalah seorang yang senang dengan kehidupan yang bebas. Aku tak mengerti mengapa aku bisa sangat menyayanginya. Kadang tetesan air mata selalu hadir dalam malamku menjelang tidur, itupun tak jarang aku mengingatnya.
            Beberapa waktu lalu, rapat yang dihubungkan dari beberapa organisasi pecinta alam yang rencananya akan mengadakan proker tambahan untuk latihan gabungan OPA se Jember. Membuat warga dari organisasiku gempar atas masalah percintaan. Aku termasuk dalam hitungan warga yang terkena wabah cinta.
            Pria yang kuceritakan diatas, adalah salah satu diantara beberapa pria yang telah mampu mencuri hatiku. Namun, sepertinya kisah ini tak berakhir bahagia. Dia yang aku suka telah berubah, tak seperti awal dia bersikap saat dia mendekatiku. Aku tak bisa pungkiri bahwa hatiku patah karenanya. Sebenarnya dia bukan kriteria dari sosok laki-laki yang aku tunggu. Entah mengapa aku bisa mencintainya lebih dari apa yang pernah aku rasakan kepada pria pertamaku dulu. Aku bukan siapa-siapa untuknya, begitu pula dia juga bukan siapa-siapaku. Tetapi, kata sayang yang pernah dia ucapkan untukku sangat terasa nyaman didadaku. Walau hanya sebatas pesan yang dia kirim kepadaku, namun hati yang gundah mampu bertenang ria saat bersamanya.
            Tiga hari sudah tak ada satu pesan pun yang dia kirim untukku. Hari-hariku menjadi sepi walau banyak nomor-nomor yang selalu send message kepadaku, namun belum kutemukan sosok yang nyaman untuk menemani hari-hariku. Aku tak pernah tahu perasaan apa yang dia simpan untukku, namun setiap langkah yang dia berikan kepadaku selalu mengukir harapan untukku agar percaya bahwa dia juga satu rasa denganku. Aku berharap cerita dalam kisahku ini akan berakhir bahagia.

Rabu, 28 Maret 2012

Misteri Gubuk Tua


Suatu malam di sepanjang jalan setapak, aku berjalan sendiri tanpa dampingan seorang teman. Dibawah pantulan sinar purnama, aku melintasi sebuah gubuk tua tak berpenghuni. Entah mengapa pada malam itu aku merasakan suatu keinginan untuk mencoba memasuki gubuk tua itu.
            Setelah aku menimbang-nimbang tentang keberanianku, aku memutuskan untuk melanjutkan keinginanku itu. Sunyi... senyap... sepi... itu yang kurasa saat itu. Umpat ketakutan yang kurasa mencipatan segumpal keberanian. Derap langkah, hembusan nafas tak beraturan memecahkan suasana malam. Aku bergidik, ingin teriak tapi bibirku terkatub kembali.
            Sesekali kulirik kanan kiriku. Tak seorang pun tampak disekitarku. Dengan keberanian yang aku punya setelah aku berdiri tepat didepan pintu. Aku menarik daun pintu gubuk tua itu perlahan tapi pasti. Terbuka sedikit, kuintip isi gubuk tua itu. Gelap tanpa cahaya. Tiba-tiba dari dalam gubuk tua melompat seekor kucing hitam. auh...sakit... erangku. Aku merasakan perih dilengan kiriku. Kulihat kain yang menutupi lenganku sobek akibat cakaran kucing hitam itu. Aku tak sempat melihat kemana arah kucing itu berlari. Aku pun segera menutup pintu gubuk tua dan berlari meninggalkan gubuk tua itu.
            Setelah kejadian malam itu, setiap kali aku melintasi gubuk tua itu, aku merasa ada sosok besar dibelakangku mengikuti diriku. Aku mempercepat langkahku lebih disebut berlari daripada berjalan.
            Berkali-kali aku merasakan hal itu saat aku melintasi gubuk tua itu setip malam. Tetapi baru aku sadari, setiap pagi hari aku tak pernah melihat gubuk itu. Setelah menyadari itu, aku bergegas lari ketempat gubuk tua itu berada. Tetapi setelah aku sampai ditempat dimana gubuk tua itu berada, aku hanya melihat hamparan kebun pisang yang tak terawat. Aku merinding. Hembusan angin di pagi hari itu terasa berbeda dengan hari biasanya.

Senja Dalam Pendar Kehidupanku


“Dunia dalam khayal” selalu menjadi sumber inspirasiku. Khayal yang selalu menyertaiku,, berkhayal tentang apa saja yang mustahil aku dapatkan di dunia ini. Tentu dalam hal yang sangat aku yakini bakal terjadi. Khayalan selalu aku anggap sebagai motivasi hidup, yang selalu membuatku tegar dalam menjalani hidup ini. Meskipun sebenarnya hatiku hancur merasakan pedihnya kehidupan ini.
Saat aku terbelenggu sendiri, diriku di kuasai dengan berjuta tanya dan jawab akan semua terjemahan masalah yang aku dapat.

----****----

Berenang adalah hobinya. Setiap hari dia tak pernah absen dari renang. Bagi dia renang adalah hidupnya. Terbukti bahwa setiap kali dia absen dari renang, badannya jadi sakit. Itulah Vio. Vio adalah seorang gadis remaja yang mempunyai gelar sebagai atlit renang, yang telah mengikuti berbagai macam even. Vio adalah gadis yang rendah hati, tidak pernah sombong, dan selalu membantu orang lain yang kesusahan. Dibalik sifat rendah hatinya, Vio adalah gadis yang cuek. Sebagai remaja, pasti Vio juga ingin merasakan masa-masa remaja. Tetapi, Vio terlalu cuek dalam urusan tersebut.
Pernah dia mengenal cinta. Dia suka pada seseorang anak laki-laki seumuran dia, belum dia melanjutkan hubungan yang khusus, terjadilah sebuah kisah yang membuat dirinya sakit hati dalam urusan percintaannya. Pengalamannya itu berakhir tragis. Semua berawal dari pertama kali dia suka kepada seorang pria. Sempat dia patah semangat untuk hidup karena cinta. Sehingga semua yang mengarah pada kisah percintaan membuatnya trauma. Vio adalah gadis yang sangat lugu, selalu terlihat ceria meski sebenarnya dia susah. Dia selalu tersenyum menghadapi cobaan tentang kisahnya. Pengalaman pertama tentang dunia percintaannya yang belum sempat ia bina, membuat ia selalu cuek kepada kaum adam. Tetapi, sikap cuek itu tidak pernah mengurangi sikap ramahnya kepada siapa saja. Dan tetap saja, dia tidak pernah mau tahu tentang cinta, meski sebenarnya dia ingin merasakannya. Eitzzz… dia cuek bukan berarti dia dijauhin oleh banyak lelaki, tetapi malah banyak lelaki yang tertarik dengannya. Namanya saja Vio, lelaki dari yang wajahnya jelek sampai tampan, kere hingga tajir sekalipun, selalu saja dia tolak. Tiga tahun lamanya dia terbelenggu dalam kesedihannya tentang cinta.
            Obat untuk mengurangi beban pikirannya adalah renang. Setiap hari dia selalu pergi ke kolam renang bersama Rasy sahabatnya dari kecil. Meski mereka berdua bersahabat, tetapi sifat mereka sangat bertolak belakang. Rasy adalah gadis cantik yang sangat disukai banyak lelaki. Rasy sangat senang bergaul, selalu ingin berteman dengan orang-orang yang menurutnya sebanding dengan dirinya. Dia juga seorang cewek playgirl yang senangnya hanya ganti-ganti pasangan. Di saat Rasy membuat kesalahan, saat Rasy sedih, saat Rasy bingung, Vio selalu membuatnya tersenyum. Vio selalu ada untuk menasehati Rasy. Tetapi, Rasy selalu tidak menghiraukan nasehat Vio. Padahal semua nasehat Vio itu benar, dan semua yang di nasehatkan Vio pada Rasy itu terjadi. Dan sampai akhirnya Vio malas untuk menasehati Rasy lagi.

----****----

            Pada suatu hari, saat Vio berenang bersama Rasy. Vio merasa terganggu dengan segerombolan cowok yang sedang bermain saat dia berenang. Rasa terganggu itu berubah menjadi rasa penasaran untuk mengetahui siapa yang telah membuat dirinya terganggu. Setelah Vio memperhatikan wajah satu persatu cowok yang sedang asyik bermain air. Dia merasa mengenal segerombol cowok tersebut. Ternyata segerombolan cowok itu adalah kakak kelas di SMPnya yang lebih tepatnya telah menjadi alumni. Tetapi, satu cowok diantara segerombolan itu, telah mencuri perhatiannya.  Entah mengapa dirinya ingin mengetahui tentang cowok itu. Dia bertanya kepada Rasy, untuk memastikan apa cowok itu juga alumni dari SMPnya. Rasy hanya menjawab, “Iya itu alumni dari SMP kita”. Lalu Vio bertanya, “Siapa namanya?” Rasy mengerutkan dahi sambil menatap heran ke arah Vio, lalu dia menjawab, “Aku tidak tahu namanya. Hummm… kok tumben kamu tanya tentang cowok? Biasanya kamu kan paling anti ama cowok. Pasti ada apa-apa ini!” katanya curiga. Vio mulai salah tingkah, tetapi ia menutupi rasa gugupnya itu, lalu berkata, “Ah… nggak cuma tanya aja kok!” jawabnya dengan wajah yang sangat datar. Setelah itu dia segera bergegas kembali berenang. Tetapi, hatinya tidak bisa dipungkiri. Dia ingin melihat wajah pria yang menarik perhatiannya. Sesekali ia mencuri pandang kearah cowok itu. Hingga akhirnya cowok itu pulang, Vio pun merasa hatinya terasa sakit.
            Pada malam harinya, Vio tak henti-hentinya memukul kepalanya sendiri. Tampaknya dia bingung dengan perasaannya sendiri. Ingatan tentang cowok itu tak mau hilang dalam fikiran Vio. Vio bingung, apakah dia telah jatuh hati pada cowok itu. Ahh.. tidak mungkin aku suka padanya. Mengenalnya saja tidak, apalagi kalau aku suka padanya! Ya allah kenapa dia selalu ada dalam fikirku… kata Vio dalam hati. Lalu dia telungkup sambil melipat bantal, dan akhirnya dia tertidur.
            berhari-hari Vio memperhatikan cowok itu setiap kali ia berenang. Tetapi, hari ini cowok itu tak terlihat. Yang terlihat hanya dua cowok yang biasanya bersama cowok yang sudah beberapa hari ini membuatnya tidak bisa tidur. Karena sudah tidak tahan, akhirnya Vio berkata pada Rasy, “Sy, mas yang biasanya renang itu kemana ya?”. Rasy menjawab, “Nah itu di pinggir kolam”. “Duhhh… bukan mas yang itu, tapi yang satunya, yang bisanya bareng sama mereka berdua!” kata Vio polos. Rasy mulai terkikik mendengar kata-kata Vio yang menurutnya sangat jujur dan terkesan polos, “Oww… kamu merasa kehilangan ya?” kata Rasy memancing. Lalu tanpa Vio sadari, ia menjawab, “Iya Sy…”. Tawa Rasy pun meledak, “Nahkan aku sudah menduga dari awal, kalau kamu itu suka sama mas itu…” kata Rasy merasa dirinya menang. Vio segera meralat perkataannya, “Eh.. maksutnya itu nggak Sy… ih.. masa aku suka sama ma situ she!” kata Vio gugup. “Udah deh,, nggak usah bohong, aku sudah tau, sebentar ya aku mau bilang ke temannya mas itu, kalau temen ku ada yang suka sama temannya” kata Rasy sambil berenang kearah dua cowok yang tak lain adalah teman cowok yang Vio suka. “Rasy resek ach… jangan Rasy,,” kata Vio berusaha menahan Rasy. Tapi, terlambat Rasy sudah membuka bicara dengan kedua cowok itu. Dasar cewek nggak tau malu, nggak punya etika, masa nggak malu sich Tanya duluan ke cowok… huh!, kutukan-kutukan yang terlontar dari Vio untuk Rasy di dalam hati.
            Vio kembali tidak bisa tidur, dihari-harinya yang sangat padat menjelang UNAS. Dia kepikiran dengan informasi vital tentang cowok yang Vio suka. Namannya Obby lhu! Katanya dia jomblo alias nggak punya pacar, wah cocok tuh ama kamu! Minggu depan dia renang lagi, lalu ntar aku udah nyusun rencana ama temennya Obby buat ngenalin kamu dengan dia!. Kata-kata Rasy terus terngiang dalam fikiran Vio. Semua itu berlanjut hingga hari dimana dia akan berkenalan dengan cowok yang dia suka.
----****----

            Hari itu pun tiba. Vio berharap hari itu tidak akan terjadi suatu hal yang memalukan yang akan menjadi catatan dalam sejarah masa mudanya. Semoga saja Rasy hanya bercanda waktu dia menyinggung akan menyusun rencana untuk mempermalukanku didepan cowok yang sama sekali tidak aku kenal. Selama perjalanan menuju kolam renang Vio berdoa. Sesampainya di kolam, Vio dan Rasy segera memasuki area kolam renang. Hati Vio semakin  deg-degan. Saat Vio masuk, tatapan yang tak sengaja mengarah ke sudut kolam. Disana terlihat tiga cowok yang sedang mengawas kearah Rasy dan Vio. Tetapi, Vio berusaha tak menghiraukannya. Vio dan Rasy segera melucuti pakaiannya dengan menggantinya dengan pakaian renang dan segera turun ke kolam renang. Rasy segera berenang menuju ke pembatas seberang. Vio pun mengikutinya seperti biasanya. Tanpa Vio sadari, ketika dia sampai di seberang, Rasy sedang asyik mengobrol dengan tiga cowok dan termasuk cowok yang Vio suka. Vio pura-pura tak menghiraukannya, dan sembari tetap berenang. Tetapi, niatnya itu terhenti ketika Rasy menghampirinya bersama satu cowok yang tak lain adalah cowok yang dia suka. Vio salah tingkah, tetapi dia sangat pintar menyembunyikan rasa gugupnya itu. Cowok itu mengawali pembicaraan dengan Vio. Cowok itu memperkenalkan dirinya dan otomatis Vio juga hanyut dalam obrolan tersebut. Dengan wajah yang sangat panas, hingga air yang saat itu dingin sekalipun tak mampu untuk meredakan rasa panas diwajahnya. Tetapi, dia sangat menikmati obrolan yang hanya berdua dengan cowok itu. Cowok itu bernama Obby.
            Perkenalan itu tidak sampai disitu saja. Vio dan Obby berkomunikasi melewati handphone. Awalnya sih, Vio nge-add Obby dari facebook-nya. Sebenarnya sih tidak usah repot-repot nge-add facebook-nya, Vio bisa meng-smsnya langsung. Tapi, emang dasar Vio tidak mau mempunyai nomor handphone Obby sebelum Obbynya sendiri yang ngehubunginya. Akhirnya, lewat facebook Obby meminta nomor handphone Vio. Vio sangat senang. Dan Vio semakin semangat untuk belajar karena UNAS semakain dekat. Dia bercita-cita ingin bersekolah di SMAN faforit. Obby lah penyemangat belajar Vio. Akhirnya menjelang UNAS Vio mengerjakan soal-soal UNAS dengan sangat mudah dan lancar. Dan tinggal satu perjuangan yang harus ditempuh Vio untuk syarat lulus SMP. Yaitu TPA test potensial academic.

----****----

            Satu hari sebelum TPA. Obby menyatakan cinta kepada Vio. Vio yang lugu dan sangat polos, tidak tahu harus berbuat apa saat ia menerima sms yang isinya menyatakan perasaan dari Obby. Vio meminta bantuan kepada Rasy, cara dia bilang bahwa dia juga punya perasaan yang sama dengan Obby. Dan akhirnya satu hari sebelum TPA, Vio dan Obby resmi pacaran. Vio semakin semangat untuk mengerjakan soal-soal TPA. Dan dia sangat lancar mengerjakan soal-soal yang asing bagi dirinya.
            Hari-hari baru Vio menjadi sangat bahagia semenjak ada Obby yang telah hadir dalam kehidupannya. Dan ada suatu hal yang membuat Vio bahagia, yakni Vio lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Dan kini dia diterima di SMAN faforit yang selama ini menjadi impiannya. Semua ini berkat kerja keras Vio dan bagi Vio semua juga dari motivasi yang telah diberikan oleh Obby. Obby telah memberi warna di kehidupan Vio. Kini Vio bisa merasakan masa-masa remaja yang paling menyenangkan tetapi dengan batas yang wajar. Hubungan mereka berdua telah diketahui oleh kedua orangtua masing-masing pihak. Dan karena Obby adalah seorang pria baik-baik maka orangtua Vio sangat senang kepada Obby. Begitu pula Vio di pihak orangtua Obby. Hidup mereka sangat bahagia. Itu adalah balasan Tuhan untuk orang-orang yang sabar seperti Vio.


Keterangan : Itu adalah sebuah kisah nyata yang kualami di masa lalu. Disaat kebahagiaan yang pernah aku jumpai pada masa saat aku masih menjalin hubungan dengan sosok pria pertamaku. Tetapi sayang, hubungan itu berakhir tak indah, karena sosok pria pertama yang telah memberi warna baru dalam kehidupanku pergi meninggalkanku demi sosok wanita lain yang lebih menarik perhatiannya. Postingan ini hanya untuk mengenang sebuah kenangan pertamaku dalam roman percintaan. Aku tak membencinya walau dia memberiku bekas luka yang masih melekat dalam hati ini. Karena dia pernah menjadi sebuah inspirasi bagiku. Karena dia juga, aku dapat menggunakan cinta dijalan yang benar. karenanya aku belajar untuk menjadi seorang wanita yang kuat.
                        Dan untuk saat ini, aku sedang dilanda cinta dengan seorang pria. Tetapi, untuk saat ini aku dan dia masih dalam masa pendekatan. Semoga untuk sosok pria yang ini, aku tak salah memilih untuk menempatkan hatiku dalam cintanya.

Senin, 26 Maret 2012

Hatiku dan Kota Kecilku di Malam Hari


Malam ini adalah malam yang melelahkan. Tapi ajakan kedua orang tuaku untuk menikmati keramaian kota di malam hari membuatku enggan untuk melewatinya. Rasa malas pun aku memilikinya namun kenyamanan bersama keluarga mampu mengalahkan rasa malas yang ada dalam jiwa ini.
            Di tengah perjalanan menuju pusat kota kecilku, aku melihat begitu banyak orang diluar pada malam ini pastinya juga mempunyai tujuan yang sama dengan keluargaku, yaitu menghilangkan penat di jiwa. Aku memandang dan menikmati suasana perjalananku malam ini.
            Penglihatanku pada suasana dimalam hari ini membuatku memikirkan suatu hal yang menyadarkanku bahwa setiap orang pasti memiliki cerita kehidupan yang meliku dan tak akan pernah datar di jalan kehidupannya. Seperti halnya cerita kehidupanku yang masih belia. Aku sadar bahwa aku masih diibaratkan sebagai kuncup bunga yang masih dalam proses pembuahan. Entah dimasa mendatang aku kan menjadi buah yang manis ataukah sebaliknya. Semakin aku memperhatikan setiap orang yang menarik mata ini tuk ingin memperhatikannya.
            Disaat aku fokus terhadap apa yang aku lihat dimalam ini. Guncangan-guncangan kecil karena efek perjalanan yang mempunyai banyak liku bergesek dengan ban mobil yang aku tumpangi disertai getaran dari benda persegi panjang yang mempunyai tekgnologi canggih, membuyarkan semua inspirasi yang tengah aku susun dalam angan jiwaku ini. Segera kuraba benda itu, lalu tanpa berpikir panjang aku melihat layar benda persegi panjang itu menampilkan sebuah kontak pesan yang tertulis nama pengirim. Sebuah pesan yang aku tunggu dari sosok teman laki-lakiku. Laki-laki yang mungkin telah menarik perhatianku karena tingkah lucunya, membuatku ingin tertawa jika mengingatnya. Entah perasaan apa ini, yang jelas aku merasa bahagia jika bertemu dengannya. Tapi, sifatnya sebagai seorang pecinta alam pada umumnya mampu membuatku ingin menangis karena dia adalah salah satu orang yang kurang mempunyai rasa sadar terhadap hal kecil yang membuatku tak suka, yaitu merokok. Aku tak bilang tidak jika aku mulai suka padanya, karena itu adalah sebuah kenyataan yang tak bisa aku pungkiri. Setelah aku membuka sebuah pesan darinya, segera aku membalas pesan darinya. Seusai itu aku segera memalingkan wajahku kearah jalanan kota yang masih ramai dengan berbagai kesibukan orang-orang di malam hari ini. Lalu pandanganku berhenti pada Baliho yang ada di pinggir jalan raya yang menampilkan suatu  iklan di tiap lembar besar baliho itu. Tak jauh dari tempat itu terdapat pula baliho lain yang mengiklankan iklan lain. Disetiap iklan pasti dibintangi artis dan aktor terkenal, dari itu aku mulai berfikir lagi tentang kehidupan. Artis adalah bintang dalam panggung sandiwara. Senyumnya kepada setiap orang adalah suatu hal kecil untuk menjadi topeng kepedihan yang dirasa. Pekerjaan selalu menuntutnya menjadi karakter orang lain, tak pernah terpetik oleh penggemarnya bahwa diri seorang yang sedang dikagumi bukanlah cerminan dirinya sendiri melainkan yang mereka lihat adalah tuntutan provesinya. Aku turut berduka atas hal tersebut. Tetapi aku masih bingung dengan para penggemar para artis terkenal. Sampai hal itu membuatku ingin merasakan bagaimana rasanya jika aku menjadi seorang artis. Dan aku yakin semua itu hanya khayalan yang tak akan mungkin terjadi dalam kehidupanku ini. Aku menghirup nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.
            Tak terasa malam telah larut dan mobil yang aku tumpangi mulai berhenti didepan gubuk kecilku ini. Segera aku membuka pagar lebar-lebar dan langsung masuk dalam gubuk kecilku ini. Sejenak aku memandang keadaan malam hari diluar rumah, lalu aku bergegas masuk kamar dan segera aku melucuti pakaian yang aku kenakan dan menggantinya dengan pakaian tidur. Ku rebahkan tubuh lelahku, tak lama kemudian aku mulai terlelap dan telah siap terbang ke alam mimpiku.

Setetes Embun Dimata sang Putri


Sore ini aku duduk terpaku disudut kamarku. Tepat diatas tempat tidurku terdapat sebuah jendela yang selalu menjadi seorang teman, tempat dimana aku mencurahkan keluh kesahku. Lelahku dihari ini tak membuatku kikuk saat aku mulai menceritakan kebimbanganku terhadap suatu masalah tentang hati. Aku tak dapat bicara dalam keramaian dan selama ini hanya sunyi yang selalu menjadi teman sejati. Senyumku hanya kedok untuk menutupi sebuah kenyataan yang tak indah.
          Setetes embun dari kelopak mataku mengundang mendung yang datang disore ini. Entah sejak kapan aku mulai menitikkan embun ini dengan berjuta perasaan hancur yang telah menggerogoti jiwaku. Aku berusaha membayangkan keindahan surga dibalik tangisan neraka yang tengah aku lalui, namun hanya bayangan hitam yang selalu menyelubungi pintu keabadian yang indah*surga* yaitu bayangan dari makhluk tuhan yang laknat.  
          Aku tak habis pikir mengapa aku mencintai sosok laki-laki yang mempunyai sifat yang tak ku sukai. Kusempatkan mata ini untuk melirik layar handphoneku namun kulihat tak ada balasan pesan dari sosok laki-laki yang telah menarik perhatianku. Aku mulai merenung tentang kehidupanku yang tak pernah mempunyai kesenangan atas nama cinta. Dan mungkin aku tak pantas menerima cinta dari seorang yang aku cintai.
          Kulihat seekor burung terbang dan hinggap digenting rumah tetangga depan rumahku. Aku memperhatikan sosok burung itu. Aku tak tahu apa yang difikirkan oleh burung itu tetapi aku yakin bahwa burung itu sedang menanti burung lain datang untuk menemuinnya. Ya... mungkin saja. 
Tak jauh beda diriku dengan seokor burung itu, yang membedakan aku dan burung itu hanyalah satu kata terbang. Jika burung itu terbang dengan kedua sayapnya dan tubuhnya yang melayang bebas tanpa hambatan, tetapi jika aku hanya jiwa yang dapat terbang tanpa menggunakan sayap hanya membutuhkan sebuah rasa rileks. Ya... kadang kehidupan mempunyai banyak kesamaan dengan makhluk tuhan yang lain. Tapi jarang ada orang memikirkan hal tersebut.
Hmmm...
Kurebahkan tubuh ini. Tanpa sadar jiwaku terbang bersama mimpi.

Jumat, 23 Maret 2012

aku dan hidupku

Benar kehidupan yang sangat kelam. Ku kira takdir bisa menjadi teman sejati. Tetapi, semua itu hanya akal bulus yang selalu salah dalam mencatat segala aspek kehidupan. Takdir yang tepat adalah dimana ketika takdir tak berpihak kepada siapa-siapa atas kehendak diri sendiri. Mungkin ini hanya bualan hampa tanpa makna dan mungkin tak berarti bagi sebagian orang yang telah menemukan hidupnya yang bergulat dalam roman percintaan.
            Aku adalah salah satu orang yang belum menemukan jalan kebahagiaan dalam cinta. Bukan berarti belum menemukan kebahagiaan itu tak pernah mengalami cakrabuana percintaan. Pernah sekali dalam hidupku, tumbuh benih-benih cinta untuk seorang laki-laki yang pernah hadir dalam hidupku. Ada saatnya benih itu tumbuh, dan adapula saatnya benih itu harus busuk dalam genangan air yang terlalu banyak. Yaa... benar benih cinta pertama yang pernah aku labuhkan pada sosok laki-laki itu, busuk begitu saja dan meninggalkan bau yang sangat tidak sedap untuk dihirup. Aku bertanya pada diriku tentang perumpamaan cinta bersanding pengkhianatan. Mungkin itulah yang pantas untuk judul sketsa pengalaman cinta untukku.
            Menjalin sebuah hubungan bukanlah sebuah permainan. Banyak orang yang  tak mengenal rasa sakit bagi penderita trauma bercinta. Pengalaman cintaku tak pernah kelewat batas. Tetapi meninggalkan memory yang begitu indah.
            Dalam masa pengenalan medan cinta butuh berbagai proses yang sangat lama. Aku adalah tipe gadis yang tak suka bermain dengan cinta. Namun, cinta membuatku ingin mengenal berbagai jenis permainan di dalamnya. Aku berjanji kepada diri ini bahwa aku tak akan pernah berkutat dalam pengkhianatan cinta seperti dalam permainan alami cinta yang suci. Aku bukanlah gadis yang gampang menerima sosok laki-laki untuk singgah dalam hati ini. Bukan sok jual mahal dan bukan pula sok gak gampangan. Tapi inilah aku yang apa adanya.
            Dalam urain isi hatiku yang aku bentuk dalam memory hasil ketikan jari manisku ini, aku akan menceritakan sedikit dari kisah kegalauanku yang tak pernah hilang dalam langkah hariku.
            Sejujurnya aku tak mengerti arti Galau yang sebenarnya. Hanya saja aku mulai bingung dengan berbagai acuan kata untuk mengartikannya. Dunia mempunyai banyak hal yang bisa dijadikan sebuah makna, namun tak banyak orang dapat mengartikannya. Begitu pula hidupku yang penuh dengan liku keganasan kanker cinta.
            Semua mungkin menganggap bahwa hidupku ini penuh kebahagiaan. Memang aku akui bahwa diriku tak pernah mempunyai masalah yang berat dalam kehidupanku hingga saat ini. Tetapi apa mereka semua tahu bahwa aku mempunyai suatu masalah atas nama hati,?! Mungkin yang mereka tahu hanya sebatas tawa dariku. Tapi mereka tak tahu apa arti air mata yang pernah aku teteskan didepan mereka semua.