Rabu, 28 Maret 2012

Misteri Gubuk Tua


Suatu malam di sepanjang jalan setapak, aku berjalan sendiri tanpa dampingan seorang teman. Dibawah pantulan sinar purnama, aku melintasi sebuah gubuk tua tak berpenghuni. Entah mengapa pada malam itu aku merasakan suatu keinginan untuk mencoba memasuki gubuk tua itu.
            Setelah aku menimbang-nimbang tentang keberanianku, aku memutuskan untuk melanjutkan keinginanku itu. Sunyi... senyap... sepi... itu yang kurasa saat itu. Umpat ketakutan yang kurasa mencipatan segumpal keberanian. Derap langkah, hembusan nafas tak beraturan memecahkan suasana malam. Aku bergidik, ingin teriak tapi bibirku terkatub kembali.
            Sesekali kulirik kanan kiriku. Tak seorang pun tampak disekitarku. Dengan keberanian yang aku punya setelah aku berdiri tepat didepan pintu. Aku menarik daun pintu gubuk tua itu perlahan tapi pasti. Terbuka sedikit, kuintip isi gubuk tua itu. Gelap tanpa cahaya. Tiba-tiba dari dalam gubuk tua melompat seekor kucing hitam. auh...sakit... erangku. Aku merasakan perih dilengan kiriku. Kulihat kain yang menutupi lenganku sobek akibat cakaran kucing hitam itu. Aku tak sempat melihat kemana arah kucing itu berlari. Aku pun segera menutup pintu gubuk tua dan berlari meninggalkan gubuk tua itu.
            Setelah kejadian malam itu, setiap kali aku melintasi gubuk tua itu, aku merasa ada sosok besar dibelakangku mengikuti diriku. Aku mempercepat langkahku lebih disebut berlari daripada berjalan.
            Berkali-kali aku merasakan hal itu saat aku melintasi gubuk tua itu setip malam. Tetapi baru aku sadari, setiap pagi hari aku tak pernah melihat gubuk itu. Setelah menyadari itu, aku bergegas lari ketempat gubuk tua itu berada. Tetapi setelah aku sampai ditempat dimana gubuk tua itu berada, aku hanya melihat hamparan kebun pisang yang tak terawat. Aku merinding. Hembusan angin di pagi hari itu terasa berbeda dengan hari biasanya.

4 komentar: