Suatu malam di sepanjang jalan setapak, aku
berjalan sendiri tanpa dampingan seorang teman. Dibawah pantulan sinar purnama,
aku melintasi sebuah gubuk tua tak berpenghuni. Entah mengapa pada malam
itu aku merasakan suatu keinginan
untuk mencoba memasuki gubuk tua itu.
Setelah
aku menimbang-nimbang tentang keberanianku, aku memutuskan untuk melanjutkan
keinginanku itu. Sunyi... senyap... sepi... itu yang kurasa saat itu. Umpat
ketakutan yang kurasa mencipatan segumpal keberanian. Derap langkah, hembusan nafas
tak beraturan memecahkan suasana malam. Aku bergidik, ingin teriak tapi bibirku
terkatub kembali.
Sesekali
kulirik kanan kiriku. Tak seorang pun tampak disekitarku. Dengan keberanian
yang aku punya setelah aku berdiri tepat didepan pintu. Aku menarik daun pintu
gubuk tua itu perlahan tapi pasti. Terbuka sedikit, kuintip isi gubuk tua itu.
Gelap tanpa cahaya. Tiba-tiba dari dalam gubuk tua melompat seekor kucing
hitam. auh...sakit... erangku. Aku
merasakan perih dilengan kiriku. Kulihat kain yang menutupi lenganku sobek
akibat cakaran kucing hitam itu. Aku tak sempat melihat kemana arah kucing itu
berlari. Aku pun segera menutup pintu gubuk tua dan berlari meninggalkan gubuk
tua itu.
Setelah
kejadian malam itu, setiap kali aku melintasi gubuk tua itu, aku merasa ada
sosok besar dibelakangku mengikuti diriku. Aku mempercepat langkahku lebih
disebut berlari daripada berjalan.
Berkali-kali
aku merasakan hal itu saat aku melintasi gubuk tua itu setip malam. Tetapi baru
aku sadari, setiap pagi hari aku tak pernah melihat gubuk itu. Setelah
menyadari itu, aku bergegas lari ketempat gubuk tua itu berada. Tetapi setelah
aku sampai ditempat dimana gubuk tua itu berada, aku hanya melihat hamparan
kebun pisang yang tak terawat. Aku merinding. Hembusan angin di pagi hari itu
terasa berbeda dengan hari biasanya.
ada yang salah kata2nya
BalasHapusliaten age ^^p
payah ...
So.? Aku haruz blg waw gtu.!
HapusYg mana katamu.?
Aduh mz sory y..
HapusYg mana mz yg mnrt mz ganjel.?
eh, liat blogku jga nduk
BalasHapusoke ^^